BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah
ini adalah suatu karya
untuk memberikan penjelasan mengenai apa yang menjadi bentuk keterikatan atau
hubungan dari pengertian Kelompok Sel dalam ruang lingkup Pertumbuhan Gereja.
Kelompok Sel dan Pertumbuhan Gereja itu memiliki suatu keterkaitan yang begitu
erat dalam mengembangkan kerja sama di dalam gereja sehingga gereja mengalami
pertumbuhan iman yang baik .
Dalam
arti luas pengertian kelompok sel adalah sebagai berikut :
Ø
Sebuah Kelompok Sel pertama kali harus diawali dengan melayani Tuhan,
berdoa dan berada dalam sebuah kesatuan. Tuhan akan memimpin seperti yang kita
minta padaNya.
Ø
Sistem kelompok sel yang pertama ditemukan dalam Perjanjian Baru dan hal
itu dimulai, diinspirasi dan dipimpin oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus Kristus sebagai
kepalanya
(Efesus 1:20-23).
Ø
Kelompok Sel merupakan sistem informal yang secara keseluruhan dipimpin
oleh Roh Kudus. Sistem ini bukan merupakan
sebuah metode, teknik atau taktik tetapi lebih merupakan sebuah sistem yang
terbuka di mana Tuhan Yesus Kristus dapat berkarya secara bebas dengan kekuatan
Roh Kudus untuk membangun karyaNya yang hebat, dalam segala hal terhadap
umatNya.
Gereja adalah lembaga persekutuan orang percaya yang dibentuk oleh Allah
berdasarkan kasih Kristus. Di dalam persekutuan tersebut hidup anggota-anggota
tubuh Kristus yang bergerak bersama dengan sebuah komitmen untuk hidup di dalam
kebenaran firman Allah. Gerak kehidupan orang percaya bukan untuk sebuah tujuan
yang sifatnya duniawi tetapi gerak kehidupan dinamis dan memiliki dimensi
kekekalan. Tujuan kehidupan yang dibangun di dalam persekutuan tersebut adalah
memuliakan Nama Tuhan Yesus sebagai ucapan syukur atas anugerah kehidupan dan
keselamatan.[1]
Sebagaimana kehidupan tanaman memerlukan pertumbuhan secara alami, maka
gereja pun memerlukan pertumbuhan yang berlangsung secara sehat dan alamiah. Misalnya,
suatu tumbuhun dapat bertumbuh dengan baik bila terdapat ketersediaan media dan
sari makanan yang cukup. Demikian pula gereja dapat bertumbuh dengan baik bila
kehidupan orang-orang percaya di dalamnya memiliki kehidupan dan memaknai dan
menghayati kebenaran firman Allah sebagai makanan rohani bagi pertumbuhan
tersebut. Demikian pula pertumbuhan gereja tidak dapat didasarkan pada karya
tangan manusia. Megahnya sebuah gedung ibadah, peralatan musik, dan meriahnya
suasana perkumpulan bukan sebuah indikator utama dalam sebuah pertumbuhan gereja lokal.
Kelompok sel adalah kumpulan-kumpulan orang yang
percaya kepada Yesus Kristus dan memberikan hidupnya untuk kemuliaan Tuhan. Kelompok sel juga sangat berpengaruh
untuk pertumbuhan gereja karena dimana tidak ada kelompok sel maka gereja tidak
dapat bertumbuh. Artinya kelompok sel sangat mempengaruhi pertumbuhan gereja, karena
kelompok sel adalah merupakan bagian dari tugas/pelayanan gereja tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa arti dasar Pertumbuhan Gereja ?
2.
Apa yang menjadi demensi dari Pertumbuhan Gereja ?
3.
Apa peran Kelompok Sel ?
C. Tujuan
Tujuan
peneliti dalam pembuatan makalah ini yakni dilakukan untuk :
1.
Mendeskripsikan
dasar Pertumbuhan Gereja.
2.
Mendeskripsikan
demensi dari Pertumbuhan Gereja.
3.
Mendeskripsikan
peran Kelompok Sel.
BAB II
DASAR
PERTUMBUHAN GEREJA
Dalam makalah ini, adapun
bagian-bagian yang menjadi dasar-dasar Pertumbuhan Gereja adalah :
A.
Gereja
Menurut Perspektif[2]
Firman Allah menyatakan bahwa segala sesuatu
dari Dia, dan melalui Dia, dan oleh Dia dan bahwa akhirnya Allah adalah
segalanya (Roma 11:36; I Kor 15:28).
1) Teosentrisitas dan humanitas. Manusia adalah ciptaan Allah, dibentuk
menurut gambar Allah dan untuk maksud Allah, dan dengan kekekalaan serta
hal-hal kekal terukir dalam keberadaan mereka.
2) Arti penting konsep tentang Allah. Dia ada sebelum semua ada, mengatasi
semua, ada dalam semua, dan tetap sama dari kekal sampai kekal.
3) Teosentrisitas dan penyembahan berhala. Teosentrisitas adalah sifat yang
alkitabiah serta menghargai Allah. Karena itu, sebuah gereja yang ingin
berkembang (bertumbuh), atau ingin memenuhi ketentuan-ketentuan Alkitab, atau
memenuhi tuntutan dan kebutuhan paling dalam dari umat manusia, maka ia harus
bersifat teosentris dalam pesan, dalam penekanan, dalam perspektif dan dalam
sasarannya. Kristo-sentriritas dalam Perjanjian Baru.”Allah ada dalam Kristus”,
ini adalah rahasia penting dari PB. Bahwa Allah “menyatakan diri-Nya dalam rupa
manusia”, dan yang “mendamaikan dunia dengan Diri-Nya (I Tim 3;16; II Kor
5:18-21) adalah kabar baik bagi seluruh umat manusia. PB adalah Amanat Agung
dari Tuhan Yesus Kristus. Pneumatologi atau ajaran tentang Roh Kudus
dalam PB. Kita sekarang hidup dalam jaman Roh Kudus dan bahwa Dia
adalah Parakletos (Penolong) dari Allah di zaman ini. Secara umum, Roh Kudus telah diabaikan atau diangap tidak rasional, misterius,
membingungkan, impersonal. Akibatnya gereja mengalami
kehampaan Teokrasi dalam PB. Adapun hal-hal
spesifik yang jelas berasal dari Alkitab,
yakni:
(1) bahwa kerajaan itu akan segera dinyatakan .
(2) bahwa kerajaan tersebut mempunyai ciri yang rumit
yang sulit didefinisikan.
(3) bahwa muncul ciri khas dari kerajaan itu sepanjang
zaman yang berlaku universal dan bersifat kualitatif. Ajaran tentang gereja
atau eklesiologi dalam PB. Lembaga yang dibentuk Allah adalah (1) keluarga (2) pemerintah (3) bangsa Israel (4) Gereja.
Saat ini merupakan zaman dimana berdirinya
gereja pertumbuhan, ekspansi, dan pelipatgandaan jumlah gereja telah menjadi obsesi
para penginjil, zaman dimana sosiologi dan antropologi menjadi lebih dominan
dalam misiologi ketimbang Alkitab dan teologi, juga ketika teknologi dan
metodologi lebih dikenal ketimbang gerakan ilahi Roh Kudus. Ajaran tentang Alam
semesta atau Kosmologi dalam PB. Konsep dunia mengandung tiga pengertian, bisa
berarti umat manusia, alam semesta atau seluruh ciptaan, berbagai system licik
yang telah dikembangkan manusia dibawah pengaruh Iblis.
B. Gereja Adalah Jemaat Allah[3]
Gereja Yesus Kristus adalah buatan Allah
(Efesus 2:10). Dari perspektif sejarah penyelamatan (Heigeschichte) dan
teologi tentang gereja, gereja Yesus Kristus lahir pada Pentakosta. Terdapat
hubungan yang fungsional dan kualitatif antara Israel dengan gereja adalah
sulit dibantah. Keduanya sama-sama berada dalam kerajaan Allah dan menjadi
bagian darinya. Pentakosta adalah hari kelahiran gereja Yesus Kristus sebagai
umat Allah yang unik, berbeda dan terpisah, permulaan dari rumah tangga Allah baru. Sebagian besar kekristenan
diumpamakan antara gandum dan lalang bercampur, antara yang benar dan yang
palsu, yang memberi pengakuan dan yang kerasukan sukar dibedakan, agama dan
budaya, spiritualitas dan psikologi, teologi dan filsafat, gereja dan komunitas
begitu membingungkan, sehingga tidak dapat dipisahkan.
Gereja adalah jemaat Allah. Alkitab mengandung
begitu banyak kesaksian tentang fakta bahwa gereja adalah jemaat Allah. Gereja
bukan sesuatu lembaga atau organisasi buatan manusia. Gereja pada hakikatnya
adalah organisme yang dilahirkan oleh Roh Allah pada hari Pentakosta (Kis 2).
Yang menetapkan agenda bagi gereja bukan dunia, melainkan Alkitab adalah
kedaulatan tertinggi dan kasih karunia Allah untuk menetapkan keanggotaan, misi,
maksud, dan tujuan Gereja. Inilah hukum tertinggi dari pertumbuhan gereja bahwa ia bergantung kepada Tuhan. Dengan penuh kedaulatan Dia menyatakan:
“Aku akan mendirikan jemaat-ku” (Mat 16:18). Sementara ciri-ciri sebuah gereja
lokal yang alkitabiah adalah:
v
Gereja adalah perhimpunan orang-orang percaya
yang sudah dibaptis.
v
Gereja adalah sebuah badan yang tetap
beranggotakan orang-orang percaya.
v
Gereja adalah suatu persaudaraan beranggotakan
orang orang percaya. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya yang menerapkan
disiplin.
v
Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya
yang memberikan kesaksian. Gereja adalah suatu persekutuan orang orang percaya
yang beribadah.
C. Pertumbuhan Gereja Adalah Pekerjaan Allah[4]
menurut pengertian Heilgeschichte (sejarah
penyelamatan) sebagai protevangelium (pemberitaan yang pertama) tentang usaha
penyelamatan mulia oleh Allah, secara objektif dikerjakan oleh Kristus Yesus
dan secara subjektif diwujudkan oleh tindakan mulia dari Roh Kudus. Empat unsur
dikemukakan secara jelas dalam rencana mulia pada Mat 16:18 yaitu: Dasar dari
gereja ialah Yesus Kristus sendiri, Batu karang itu adalah dasar dari batu
penjuru utama, pendiri gereja yaitu Yesus Kristus sendiri adalah pendirinya,
serta ketahanan gereja adalah supaya gereja akan bertahan dan menang.
Rencena penyelamatan dalam Trinitas bisa
diringkaskan sebagai berikut: Trinitas menyusun rencana penyelamatan, Bapa yang
menjanjikannya, Anak yang mendapatkan janji itu, dan Roh Kudus yang melaksanakannya.
Parakletos (Penolong) adalah sebutan resmi Roh Kudus mengingat pekerjaan-pekerjaan-Nya
sejak Pentakosta. Roh Kudus dan Potensi yang tinggi. Roh Kudus bukan hanya
mengantar ke dalam zaman penginjilan, Ia juga menciptakan atmosfir (suasana)
bagi penginjilan-penginjilan di mana gereja bisa bekerja. Pekerjaan mulia Roh
Kudus ialah Penciptaan potensi tinggi, kejadian-kejadian sejarah dan potensi
yang besar.
Roh Kudus dan Heilsgeschichte. Teologi dan filsafat
masa kini (kontemporer) mengaku bahwa seluruh sejarah adalah sama dan hanya
terdapat satu sejarah. Seluruh sejarah dibagi menjadi Heilsgeschichte dan
sejarah umum. Heilsgeschichte, menurut pengertian Alkitab dimulai sejak
panggilan terhadap Abraham, dilanjutkan diseluruh sejarah Israel pada zaman perjanjian
Lama, dan diteruskan di dalam dan melalui gereja Yesus Kristus. Israel adalah
alat untuk menjaga monoteisme etika di dunia ini. Israel memberi sumbangan
sebuah Kitab Suci kepada dunia, yaitu Alkitab yang menjadi
sumber bagi gagasan-gagasan moral paling tinggi untuk semua aspek dan hubungan
dalam kehidupan ini.
Gereja itu sendiri bukan tujuan: gereja harus
menjadi jembatan antara Allah dan dunia. Pertumbuhan gereja yang mempunyai
tujuan supaya gereja bisa menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16). Hanya
dengan demikian gereja benar-benar menjadi bagian dari aliran Heilsgeschichte.
Alkitab memperhadapkan kita dengan fakta-fakta bukan teori-teori dan filsafat.
D. Dasar
untuk gereja yang Sehat
Fondasi menentukan besarnya dan kekuatan sebuah
gedung. Anda tidak mungkin membangun gedung yang lebih besar dari dasar yang
sudah ada. Gereja yang dibangun atas dasar yang tidak memadai atau yang salah
takkan pernah mencapai ketinggian yang dimaksudkan Allah untuk gereja tersebut.
Gereja itu akan roboh bila lebih tinggi daripada yang dapat ditanggung
dasarnya.[5]
Tujuan anda akan menghasilkan 5 keuntungan yang baik
bagi gereja anda :[6]
1.
Membangun semangat juang.
Paulus berkata bahwa kunci untuk mencapai keharmonisan
dalam gereja adalah bersatu dalam tujuan. Jika misi anda tidak jelas, maka
semangat juang anda akan rendah.
2.
Mengurangi frustasi.
Pernyataan tujuan mengurangi frustasi karena penyataan
itu mengizinkan kita melupakan hal-hal yang tidak begitu penting. Tujuan yang
jelas bukan hanya menegaskan apa yang harus kita lakukan, tetapi juga
menegaskan apa yang harus kita lakukan.
3.
Menetapkan konsentrasi.
Kehidupan yang terfokus dan gereja yang terfokus akan
mempunyai pengaruh jauh lebih besar daripada yang tidak terfokus.
4.
Menarik kerjasama.
Jika gereja secara jelas menyampaikan tujuannya, orang
pasti ingin bergabung. Ini disebabkan setiap orang sedang mencari sesuatu yang
memberikan arti, tujuan, dan arah kepada hidup.
5.
Membantu evaluasi.
Seperti yang dikatakan Peter Ducker, Apa usaha kita? dan
Bagaimana keadaan usaha itu? inilah dua pertanyaan yang paling penting untuk
mengevaluasi gereja anda. Pernyataan tujuan gereja anda harus menjadi standar
untuk mengukur kesehatan dan pertumbuhan gereja anda.
BAB III
DIMENSI DARI PERTUMBUHAN GEREJA
1) Ibadah kepada Allah
2) Pelayanan ditengah-tengah persekutuan
3) Konseptualisasi Alkitab
4) Penginjilan kepada kelompok masyarakat
5) Mengakomodasi tuntunan ( kebutuhan ) lingkungan
6) Memperkenalkan gaya hidup Kristiani kepada masyarakat
7) Proklamasi Injil ke seluruh dunia
Selain tujuan dimensi diatas, ada juga dimensi yang dipakai didalam pertumbuhan
gejera masa kini, yaitu :[8]
ü
Yesus menarik orang banyak dengan cara
mengasihi orang yang belum percaya
ü
Yesus menarik orang banyak dengan memenuhi
kebutuhan mereka
ü
Yesus menarik orang banyak dengan mengajar
dalam cara yang praktis dan menarik
ü
Ibadah dapat menjadi sebuah kesaksian
ü
Mengatur kebaktian bagi orang yang tidak
bergereja
ü
Memilih musik anda berkhotbah kepada orang
yang tidak bergereja
BAB IV
PERANAN KELOMPOK SEL
Tujuan-tujuan Utama Kelompok Sel :[9]
Berdasarkan pemahaman strategis, muncul beberapa tujuan strategi kunci ini sekaligus
merupakan keunggulan sel.
- Saling memperhatikan.
Hal yang paling sulit dialami dalam ibadah raya ialah saling mempedulikan.
Dalam sel yang sehat, Kristus bekerja memberkati setiap anggota, sehingga
setiap orang menerima dan memiliki hidup Kristus, saling mengasihi dengan kasih
Kristus, saling menolong, dan saling membantu (Efesus 4:1-6). Di dalam kelompok
sel yang sehat, Kristus memerintah, Roh Kudus bekerja, kasih-Nya mengalir dan
dialami oleh setiap orang. Dalam kelompok sel yang sehat, Allah bekerja,
sehingga kesatuan sejati dan kesehatian yang tulus (Kisah Para Rasul 3:32a)
terwujud tanpa kemunafikan. Inilah yang menunjang pertumbuhan rohani setiap
anggota, saling menguatkan untuk membawa kasih itu kepada orang lain.
- Penjangkauan keluar.
Pertumbuhan rohani yang sehat tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk
mengasihi yang terhilang dalam dosa. Sebaliknya, kasih Kristus yang dialami
dalam kelompok sel adalah dorongan kuat untuk menjangkau jiwa bagi Tuhan. Tugas
ini dapat dikerjakan oleh setiap orang, tetapi akan lebih efektif bila
dilaksanakan dalam kelompok sel. Dalam kelompok sel setiap orang didoakan,
disiapkan, dan dilatih untuk diutus keluar menjangkau orang yang belum percaya
bagi Allah sebagai bukti pekerjaan Kristus dalam hidupnya. Orang Kristen baru
itu tidak merasakan kasih Kristus, dan tidak menemukan hal yang berbeda dengan
keadaan di dunia sekuler, bila orang dalam persekutuan Kristen tidak saling
mengasihi. Akibatnya, ia sulit bertahan hidup dalam kelompok seperti itu dan
mencari kelompok lain yang dapat menolong pertumbuhan imannya. Hal ini tidak
dapat ditemukan dalam penginjilan secara pribadi (Pengkhotbah 4:9-12, Matius
16:19-20).
- Mengembangkan karunia rohani.
Berdasarkan kebenaran Firman Tuhan, setiap orang yang sudah bertobat,
menerima Kristus dan dilahirkan kembali, memiliki Roh Kudus (Efesus 1:13-14).
Roh Kudus itulah yang membagikan karunia bagi setiap orang percaya (Kisah Para
Rasul 2:38; 1Korintus 12:4-13). Bila kita jujur, banyak orang percaya hidup
bertahun-tahun, tanpa mengetahui dengan jelas karunia apa yang dimilikinya,
walaupun telah bertobat. Itulah sebabnya, ia tidak bertumbuh secara sehat dan
kurang giat dalam pekerjaan Tuhan. Hal lain yang sangat disayangkan, yaitu
tidak semua orang percaya diberdayakan bagi kemajuan gereja Tuhan.
- Mempersiapkan gereja di masa sulit.
Bila orang tidak diajarkan secara sistematis dan tidak dilatih untuk
melayani menurut karunianya, imannya mudah goyah. Itulah sebabnya, bila datang
tantangan iman, mereka mudah menjadi lemah dan berbalik kepada kepercayaan yang
sia-sia. Kelompok sel bukan hanya mempersiapkan orang Kristen agar hidup dalam
anugerah Allah, tetapi juga menolong orang Kristen agar dapat bertahan terus di
masa-masa sulit sebab tidak bergantung pada gedung tertentu.
FILSAFAT DASAR PELAYANAN
SEL[10]
Banyak orang mudah lemah dalam pelayanan, bukan hanya mereka belum memiliki
visi yang jelas, tetapi juga karena tidak memiliki filsafat pelayanan yang
merupakan dorongan yang menggairahkan militansi dalam melayani.
Ada lima prinsip utama
yang merupakan filsafat dan kekuatan kelompok sel.
- Sel adalah "gaya hidup", bukan metode. Orang hanya dapat menjadi anggota sel yang sehat, bila telah menerima hidup Yesus dalam bimbingan secara pribadi. Bila seseorang belum bertobat dan memiliki hidup Yesus, maka semua kegiatan menjadi suatu program kosong, bagaimana pun direkayasa. Firman Tuhan hanya akan menjadi kerinduan bagi orang yang telah memiliki hidup Yesus (1Petrus 2:2). Selain itu, orang itu tidak akan memahami firman sebagai perkara rohani (1Korintus 2:14). Hanya, bila seseorang telah memiliki hidup Yesus, maka ia akan terus bertumbuh dan akan mengalami perubahan nilai hidup (2Korintus 5:17). Dengan demikian, filsafat pertama yang harus dipahami ialah bahwa dalam sel, setiap orang harus mengalami perubahan nilai dari waktu ke waktu oleh pekerjaan Roh Kudus dan Firman Allah (2Timotius 3:16-17). Dengan demikian, Firman Allah menjadi kesukaannya, dan sel atau kelompok yang bertumbuh dalam kebenaran akan menjadi gaya hidupnya.
- Pemuridan yang sesungguhnya terjadi terus-menerus. Dalam pola tradisional, sering kita temukan istilah "program latihan pemuridan". Ungkapan ini tidak salah, hanya saja proses pemuridan tidak tergantung pada satu program saja. Pemuridan adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus (Yohanes 15:1-8). Ranting tidak dapat berbuah bila tidak tinggal tetap atau terus-menerus menerima aliran kekuatan dari pokoknya. Di dalam sel yang terbina dengan baik, setiap anggota akan terus- menerus mengalami perubahan dan proses pembinaan dan terus ditambah dari hari ke hari, sehingga menjadi murid yang memuliakan Tuhan.
- Sel adalah sarana mobilisasi jemaat seutuhnya. Proses pemuridan yang sehat pasti mendorong setiap orang keluar untuk memberitakan Injil kepada dunia yang berdosa. Semakin dekat hubungan seseorang dengan Allah dan terus bertumbuh dalam anugerah-Nya, semakin ia dikuatkan untuk bergerak keluar dengan kasih dan kuasa Allah. Inilah wujud pertumbuhan alamiah yang dikerjakan Roh Allah dalam setiap orang percaya (Zakharia 4:6). Dengan demikian, bila gereja ingin memiliki kekuatan mobilisasi total, dimana setiap orang bergerak bagi Kristus, sel harus dibina secara intensif.
- Penginjilan dengan sistem jala, bukan pancing. Melalui sel, sistem penjangkauan keluar bukan hanya harus sistematis dan terus-menerus, tetapi juga dapat memungkinkan multiplikasi yang cepat. Filsafat dasar dari sel adalah multiplikasi. Pertumbuhan karakter dari setiap anggota terwujud dalam penjangkauan keluar yang terprogram yang menjadi gaya hidup sel. Penjangkauan dalam oikos jauh lebih efektif dari penjangkauan oleh pribadi demi pribadi. Bila setiap orang giat memberitakan Injil, maka setiap bulan, bahkan mungkin setiap hari ada jiwa yang dimenangkan kepada Tuhan melalui sel itu. Sistem penjangkauan ini dikuatkan dengan doa yang difokuskan pada sasaran yang khusus. Selain itu, terjadi kerja sama yang aktif antara anggota dengan Roh Kudus, sehingga kesaksian setiap anggota akan sangat berguna untuk mendorong yang lain, sebab kuasa yang nyata dialami. Inilah kekuatan sel dalam membawa orang datang dan percaya kepada Yesus.
- Memberi tempat pada Roh Kudus untuk memakai setiap orang. Sistem yang berlaku dalam sel ialah memberdayakan setiap orang agar dapat dipakai Tuhan. Dengan demikian, setiap orang sadar bahwa ia sendiri tidak memiliki kemampuan untuk membawa orang datang kepada Yesus, kecuali ia sungguh berpegang pada Firman Allah dan bergantung pada kuasa Roh Kudus terus-menerus. Jadi, semua orang bergerak bersama bagi Tuhan dan bukan tergantung pada orang tertentu yang berkarunia hebat.
Dengan filsafat dasar ini, jelas bahwa prinsip ini sesuai dengan prinsip
pertumbuhan gereja yang sehat atau yang disebut sebagai pertumbuhan yang
alamiah, yaitu pertumbuhan yang dikerjakan oleh Allah sendiri. Penjelasan
Christian A. Schwarz bersama timnya yang mengadakan penelitian terhadap 1000
gereja di lima benua di dunia, mengemukakan hasil penemuan mereka dalam sebuah
buku yang berjudul "Pertumbuhan Gereja yang Alamiah". Dalam pasal
satu, ia mengemukakan delapan karakteristik:
- Kepemimpinan yang melakukan pemberdayaan
- Pelayanan yang berorientasi pada karunia
- Kerohanian yang haus dan penuh antusiasme
- Struktur pelayanan yang tepat guna
- Ibadah yang membangkitkan inspirasi
- Kelompok kecil yang menjawab kebutuhan secara menyeluruh
- Penginjilan yang berorientasi pada kebutuhan
- Hubungan yang penuh kasih
Dalam analisisnya terhadap setiap karakter tersebut, didapati bahwa kelima
unsur filsafat di atas sejalan dengan karakter yang dikemukakan oleh Schwarz.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kelompok Sel dan pertumbuhan gereja tidak dapat dipisahkan karena sangat
saling bergantungan. Gereja tanpa kelompok sel tidak dapat bertumbuh juga
sebaliknya.
Sebuah gereja sel akan memiliki sebuah program
pelatihan, didasarkan pada pelajaran individual dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, yang bertujuan untuk memperlengkapi setiap anggota dalam apapun
pelayanan mereka di kehidupan gereja, penjangkauan di tempat umum, misi, dan
lain-lain. Tentunya juga akan sangat jelas bahwa secara struktur sebuah gereja
sel akan memiliki pertemuan-pertemuan pemimpin sel, pembinaan, pelayanan kaum
muda, dan lain-lain. Beberapa gereja sel bahkan mengembangkan sel kaum muda
untuk anggota berumur mulai dari 14 tahun ke atas.
Sangatlah penting untuk melihat bahwa gereja
sel tidak hanya sebuah struktur biasa tapi mencoba untuk menerapkan nilai-nilai
dan prinsip Akitabiah. Jika gereja dibangun dengan struktur tanpa pengertian
akan nilai-nilai, maka akan ada bahaya penyimpangan nilai di dalam setiap
kegiatannya. Jadi, gereja yang telah mencoba menerapkan ini pasti telah
menghabiskan waktu-waktu pertamanya untuk mencari nilai-nilai dan
prinsip-prinsip di balik gereja sel dan memberikan kesempatan bagi pemimpin dan
jemaat untuk aktif dalam ide-ide itu. Kemudian mereka akan menjalankan sebuah
model sel dengan pemimpin sel yang potensial selama 4-5 bulan, supaya mereka
dapat melihat praktek prinsip yang telah mereka tetapkan, dan perlahan-lahan
akan bermultiplikasi ke luar. Kira-kira akan dibutuhkan waktu 2 atau 3 tahun
atau mungkin lebih lama lagi untuk mentransisikan gereja biasa ke bentuk sel.
Mereka mungkin sebuah gereja dengan struktur yang kokoh sehingga dibutuhkan
waktu yang lebih lama. Beberapa gereja yang ada sekarang juga memiliki struktur
yang lemah sehingga mampu mentransisikan dengan lebih cepat.
Jadi, kelompok sel sangat penting bagi
pertumbuhan gereja. Gereja tidak akan bertumbuh jika kelompok sel tidak
berjalan dengan baik. Maka gereja tanpa kelompok sel tidak akan bisa bertumbuh.
Dari itu bentuklah kelompok sel yang benar-benar anggotanya takut akan Tuhan
dan kerohaniannya bertumbuh agar kelompok sel itu membuat gerejanya bertumbuh
kerohaniannya lebih dalam lagi kepada Tuhan Yesus.
[1]
http://newcharis.wordpress.com/pertumbuhan-gereja/komponen-pertumbuhan-gereja
[2] George W.
Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja,(Yayasan Penerbit Gandum Mas :2002 ),
hal 35-59
[5] Rick Warren, Pertumbuhan
Gereja Masa Kini, ( Gandum Mas : 2003 ), hal 92
[6] Rick Warren,
hal 92-99
[7] George W.
Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja,(Yayasan Penerbit Gandum Mas :2002 ),
hal 27
[8] Rick Warren, Pertumbuhan
Gereja Masa Kini, ( Gandum Mas : 2003 ), hal 214-299
[9]
http://misi.sabda.org/tujuan_pelayanan_sel
[10] Pdt. Dra. Ny.
P. Tuhumury, M.Div., Strategi Pelayanan Sel, (Yayasan Kalam Hidup,
Bandung, 2001 ), hal 18-24

Tidak ada komentar:
Posting Komentar